Larangan Tato di Negara Jepang

Larangan Tato di Negara Jepang

Tato dilarang di Jepang dari akhir 1800an sampai 1940an. Setelah Perang Dunia II, Tanah Matahari Terbit mengendur peraturan melalui persyaratan lisensi medis.


Terlepas dari kondisi ini, ratusan toko tato bermunculan di lokasi-lokasi utama di seluruh negeri. Tokyo juga menjadi tujuan populer bagi wisatawan dari Australia, Eropa, Amerika Serikat dan kawasan Asia lainnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keputusan pengadilan Osaka sangat menyeramkan sehingga kebanyakan seniman tato Jepang khawatir dengan risiko diseret ke pengadilan. Beberapa artis tato yang diwawancarai Juni lalu juga enggan berkomentar.

Mereka khawatir akan menjadi target jika mereka berbicara menentang aturan larangan tato, meski ada juga yang berani mengangkat suaranya.

Hideo Kuboki dari Zen Tattoo Studio di Tokyo berpendapat bahwa pelarangan itu aneh. Menurutnya, aturannya sudah kuno dan tidak masuk akal bagi Jepang modern. Kuboki khawatir dengan dampak peraturan tentang bisnisnya.

Ada beberapa seniman tato Jepang yang tidak begitu bersimpati kepada Masuda. Misalnya Jiro Nakano dari T.F.T.D. Toko Tato di Tokyo. Menurutnya, Masuda dan beberapa seniman tato Jepang lainnya yang menggunakan tato tato modern bukanlah seniman tato "nyata".

Bagin Nakano, seorang seniman tato asli adalah mereka yang mempraktikkan tato gaya tradisional yang dikenal dengan nama Tebori. Cara itu dilakukan dengan tangan memegang jarum yang terpasang pada tongkat kayu atau logam.